Senin, 08 Desember 2014

BIOGRAFI ABON TANOH MIRAH

Abon Tanoh Mirah

Tgk. Haji Abdullah Hanafi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abon Tanoh Mirah merupakan salah seorang ulama dayah terkenal di Aceh. Beliau yang terkenal di Aceh pada masanya sebagai seorang ulama sangat menguasai ilmu ushul fiqh, merupakan salah seorang murid dari Tgk. Syekh H. Muhammad Waly Al Khalidy atau yang lebih dikenal dengan Tgk. Mudawali.

Setelah sekian lama menetap belajar pada guru beliau, Tgk. Syekh H. Muhammad Waly Al Khalidy di Dayah Darussalam Labuhanhaji Aceh Selatan, beliau pulang ke kampung halaman mendirikan sebuah lembaga pendidikan Agama Islam yang bernama Dayah Darul Ulum.

Dayah ini didirikan pada tahun 1957 yaitu di Desa Tanoh Mirah Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Aceh.

Pada masa jayanya, Dayah Darul Ulum pernah sangat terkenal sampai ke Malaysia dan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. ”Banyak santri-santri dari luar daerah yang belajar di sini dan setelah sukses membangun pesantren di daerahnya masing-masing.

Abu Tanoh Mirah meninggal pada tahun 1989 dalam usia 63 tahun dan meninggalkan delapan orang putra-putrinya.

Beliau merupakan ulama Aceh yang sangat teguh memegang al-qur'an dan hadits dengan mengikuti pemahaman Mazhab Syafi'i dalam bidang fiqh dan mengikuti Mazhab al-Asy'ari dalam bidang akidah.

Adapun kepepimpinan Pesantren Darul Ulum diteruskan oleh anak-anak beliau, terutama yang sangat berperan adalah anak kedua beliau yang juga diberi nama sama dengan nama gurunya yakni Muhammad Waly Al Khalidy yang dipanggil juga dengan Tgk. Mudawali.

Penulis sendiri pernah menimba ilmu pengetahuan agama/belajar kitab kuning pada salah seorang murid Abu Tanoh Mirah ini, yaitu Abu H Budiman BA, (Abu Takengon) disimpang balik, kabupaten Bener Meriah/Aceh Tengah (mudah-mudahan beliau ini selalu dalam lindungan Allah SWT).

Guru kami ini sering bercerita kepada kami mengenai kelebihan-kelebihan dan ketekunan Abon Tanoh Mirah dalam memperjuangkan akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah. Di bumi Aceh Serambi Mekah ini.

Dan juga menceritakan kisah beliau semasa masih menimba Ilmu didayah Abon Tanoh Mirah, susah senang dilalui beliau demi menyambung perjuangan Sang Guru Abon Tanoh Mirah yang berakidahkan Ahlussunnah Wal Jama'ah.

Kemudian Abon Takengon setelah sekian lama mengabdi didayah Abon Tanoh Mirah, dan akhirnya mendapatkan izin dari Sang Guru untuk mendirikan sebuah balai pengajian.

Dan akhirnya Abon Takengon mendirikan sebuah balai pengajian dengan nama Dayah Ahlussunnah Wal Jama'ah, demikianlah riwayat singkat ini penulis jabarkan..

Semoga ada manfaatnya terutama bagi penulis sendiri, lebih dan kurang penulis mohon dimaafkan.. Akhiru kalam!!

Wassalamu'alaikum..wr..wb
Teuku AlKhalidy

SEJARAH SINGKAT SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW

Keberanian Abu Bakar ra. Membela Nabi

Tentang keberanian Abu Bakar ra. dalam membela Rasulullah saw.:
Diceritakan oleh Anas bin Malik ra, ketika Rasulullah saw. sedang shalat, Uqba bin Muayt datang menghampiri Rasulullah saw. dengan sebuah tali. Pada saat itu Rasulullah saw. sedang bersujud. Dengan sigap Uqba melempar talinya melingkari leher Rasulullah saw. dan mencekiknya hingga Rasulullah saw. merintih “aaaakkkhhhh” karena kesakitan.

Kejadian ini disaksikan para sahabat dan orang-orang Quraisy yang ada disana. Beruntunglah Abu Bakar ra. lewat. Ketika dia melihat Uqba bin Abi Muayt mencekik Rasulullah saw., dia berlari dan mendorong Uqba bin Abi Muayt untuk menyelamatkan Rasulullah saw. Kemudian Abu Bakar membacakan ayat: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah” (Q.S. Al-Mu’min:40).

Abu Bakar berkata "Apakah alasan kau membunuhnya hanya karena dia berkata Aku beriman pada Allah yang satu? Dan dia tidak hanya mengaku-ngaku, tapi dia juga punya banyak buktinya. Jika dia berbohong, maka hidupnya akan runtuh. Kau tidak perlu mengurusnya. Tapi jika dia bicara jujur dan dia benar-benar Rasul Allah, apapun yang dijanjikan kepadamu, akan datang padamu."

Pada suatu hari, Ali ra. sedang memberikan ceramah, dan dia berkata kepada para hadirin “Siapa orang yang paling kuat?” Orang-orang berkata “Engkau adalah yang paling kuat.” Mereka berpikir begitu karena Ali ra. selalu siap untuk bertarung melawan umat Muslim. Dia-lah pahlawan pada perang Khaybar. Bayangkanlah, Ali ra pernah menggunakan pintu kastil sebagai tameng pada perang Khaybar! Bayangkan betapa kuatnya dia. Jadi orang-orang mengatakan bahwa Ali R.A. adalah orang yang paling kuat.

Ali ra. berkata “Aku siap bertarung dengan orang-orang yang menantangku, Meskipun begitu, Abu Bakar ra. akan melawan siapapun yang menantang Rasulullah saw. Dia lebih kuat daripada aku.”

Abu Bakar adalah orang yang paling berani dalam umat ini setelah Rasulullah saw. Seseorang dapat melihat kekuatan hatinya pada perang Badar, Uhud, Parit, Hudaibiyah, dan Hunain. Semua ini cukup untuk membuktikan ketabahan, keteguhannya, dan menguatkan seluruh umat Islam ketika tragedi terbesar menimpa umat Islam, yaitu wafatnya Rasulullah saw.