Senin, 19 Januari 2015

AWAS ADA SYI'AH DI SEKITAR ANDA

Catat Baik-Baik, Ini 77 Daftar Yayasan Syiah Di Seluruh Nusantara

TAKENGON (dayahaswajaku.blogspot.com) - Sesungguhnya Agama Sesat Syiah-Hadahumullah- tidak henti-hentinya mengincar mangsa di negeri kita. Melalui berbagai cara mereka berusaha mendekatkan diri mereka kepada kaum muslimin untuk dengan misi penyebaran agama Sesat Syiah di Indonesia.

Salah satunya dengan mendirikan berbagai yayasan keislaman untuk melancarkan makar Iblis mereka. Maka, berhati-hatilah wahai kaum muslimin terhadap yayasan-yayasan Syiah yang akan mengancam aqidah kita dan keturunan kita…

Berikut ini kami bawakan daftar nama dan alamat yayasan Syiah di Indonesia (Semoga Allah memberi hidayah Sunnah kepada orang-orang Syiah).

Maksud kami menampilkan daftar yayasan Syiah disini dengan tujuan agar kaum muslimin dapat berhati-hati terhadap makar dan propaganda sesat Syiah.

Salah satu pusat penyebaran Syiah di Indonesia adalah kota Bandung bersama yayasan Muthohari dengan dedengkotnya seorang Syiah Rafidhah DR. Jalaluddin Rahmat (biasa dipanggil dengan Kang Jalal – salah seorang dosen universitas ternama di kota Bandung). Semoga Allah segera membuka kedok orang ini yang sesungguhnya!!!

Maka, berhati-hatilah wahai Umat Islam dari makar Syiah ini

DAFTAR 77 YAYASAN SYIAH DI NUSANTARA

1) Yayasan Fatimah - JL. Batu Ampar III No.14 Condet Jakarta Timur, 13520

2) Tazkia Sejati Patra Kuningan IX No.6 Kuningan Jakarta Selatan

3) Yayasan Al Mahdi Jakarta Utara

4) Yayasan Al Muntazar Komp Taman Kota Blok E7/43 Kembangan Utara, Jakarta Barat

5) Yayasan Madina Ilmu Sawangan, Parung, Depok

6) Shaf Muslimin Indonesia Cawang - IPABI Bogor Yayasan Insan Cita Prakarsa Jl Lontar 4 No.9 Menteng Atas Jaksel

7) Islamic Center Jakarta Al Huda Jl Tebet Barat II No 8, Tebet, Jaksel, Indonesia 12810

8) Yayasan Asshodiq Jl Penggilingan No 16 A, RT01/07 Jakarta Timur

9) Pengajian Ummu Abiha (HJ Andriyanti) Jl Pondok Hijau VI No.26 Pondok Indah Jakarta Selatan 12310

10) Pengajian Al Bathul (Farida Assegaf) Jl Clilitan Kecil, Jaksel

11) Yayasan Babul Ilmi Jl Taman Karmila, Blok F3/15 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede

12) Pengajian Haurah Jl Kampus I Sawangan Depok

13) MPII Jl Condet Raya 14 condet Jaktim 13520

14) FAHMI (Forum Alumni HMI) Depok Jl. Fatimah 323 Depok

15) Yayasan Azzahra Jl. Dewi Sartika Gg.Hj.M.Zen No 17, RT.007/05, Cawang 3, Jakarta Timur

16) Yayasan Al Jawad Gegerkalong Girang, No 92 Bandung 40015

17) Yayasan Muttahhari Jl Kampus II No 32 Kebaktian Kiaracondong 40282

18) Majlis Taklim Al Idrus Rt 04/01 Cipaisan, Purwakarta

19) Yayasan Fatimah Jl Kartini Raya No 11/13, Cirebon 45123

20) Yayasan Al Kadzim

21) Yayasan Al Baro’ah Gg Lenggang IV-66 Blok H, Bumi Resik Panglayungan, Tasikmalaya 46134 Jabar

22) Yayasan 10 Muharrom JL Chincona 7 Pangalengan Bandung

23) Majlis Ta’lim Annur Jl Otista No 21 Tangerang Jabar

24) Yayasan As Shodiq Jl Plesiran 44 Bandung 40132

25) IPABI PO BOX 509 Bogor Jabar

26) Yayasan As Salam Jl Raya Maja Utama 25 Majalengka Jabar

27) Yayasan Al Mukarromah Jl Cimuncang No 79 Bandung Jabar Jl Kebun Gedang 80 Bandung 40274 Jabar

28) T Al Jawad Jl Raya Timur No 321 Singaparna Tasikmalaya Jabar

29) Yayasan al Mujtaba Jl Walangi No 82 Kaum Purwakarta Jabar

30) Yayasan Saifik Jl Setiabudi Blok 110 No 11A/166 D Bandung, Jawa Barat

31) Yayasan Al Ishlah DRS Ahmad M.Ag - Jl Pasar Kramat No 242 Ps Minggu Cirebon, Jabar

32) Yayasan Al-Aqilah Jl. Eksekusi EV No. 8 Komp. Pengayoman, Tangerang 15118, Banten – Indonesia

33) Yayasan Dar Taqrib Jl KH Yasin 31A PO BOX 218 Jepara Jawa Tengah

34) Al Hadi Pekalongan 51123 , PO BOX 88

35) Yayasan Al Amin Giri Mukti Timur II/1003/20, Semarang Jawa Tengah

36) Yayasan Al Khoirat Jl Pramuka 45, RT 05/06 Bangsri Jepara

37) Demak Jateng Desa Prampelan, Rt 02/04 No 50 Kec Sayung, Jateng

38) Yayasan Al Wahdah Metrodanan, 1/1 no 81 Ps Kliwon, Solo Jateng

39) Yayasan Rausan Fikr (Safwan) Jl Kaliurang Km 6, Gg Pandega Reksa No 1B Yogyakarta

40) Yayasan Al Mawaddah Jl Baru I Panaruban, Rt 02/03 Weleri, Kendal Jateng

41) Yayasan Al Mujtaba (BP Arman) Jl Pasar I/59, Wonosobo Jateng

42) Yayasan Safinatunnajah Jl Pahlawan, Wiropati 261, Desa Pancur wening Wonosobo Jateng

43) Yayasan Al Mahdi Jl. Jambu No.10, Balung, Jember Jawa Timur 68161

44) Majlis T’lim Al Alawi Jl Cokroaminoto III/254, Probolinggo Jawa Timur

45) Yayasan Al Muhibbiin Jl. Kh Hasan No.8, Probolinggo, Jawa Timur

46) Yayasan Attaqi Kedai Hijau, Jl. RA Kartini No.7 Pandaan Pasuruan Jatim

47) Yayasan Azzhra Sidomulyo II No 38, Bululawang Malang Jawa Timur

48) Yayasan Ja’far Asshodiq Jl KH Asy’ari II/1003/20 Bondowoso Jawa Timur 68217

49) Yayasan Al Yasin Jl. Wonokusumo Kulon GG 1/No.2 Surabaya

50) Yayasan Itrah PO BOX 2112, Jember Jawa Timur

51) Yapisma Jl. Pulusari I/30, Blimbing, Malang Jawa Timur

52) Yayasan Al Hujjah Jalan Sriwijaya XXX/5 Jember Jawa Timur

53) Yayasan Al Kautsar Jl.Arif Margono 23 A, Malang Jawa Timur

54) YAPI Jl Pandaan Bangil, Kenep Beji, Pasuruan Jatim

55) Yayasan AL Hasyim Jl Menur III/25A Surabaya

56) Yayasan Al Qoim Jl Sermah Abdurrahman No 43, Probolinggo Jawa Timur

57) FAJAR - Al-Iffah Jl. Trunojoyo IX / 17 Jember

58) Yayasan BabIlm Jl. KH. Wahid Hasyim 55 Jember 68137. Jawa – Timur Telpon : 0331-483147 PO. BOX : 232

59) Yayasan al-Kisa’ Jl. Taeuku Umar Gg. Sesapi No. 1 Denpasar Bali

60) Al-Hasyimi Toko al-Kaf Nawir Jl. Selaparang 86 Cakranegara Lombok

61) Yayasan Al Islah Kopm Panakkukang Mas II Bloc C1/1 Makasar 90324

62) Yayasan Paradigma Jl Sultan Alaudin no 4/lr 6 - Yayasan Fikratul Hikmah Jl Sukaria I No 4 Makasar 90222

63) Yayasan Sadra Makasar - Yayasan Pinisi JL Pontiku, Makassar, Sulsel

64) Yayasan LSII JL Veteran Selatan, Lorong 40 No 60 Makasar

65) Yayasan Lentera Jl. Inspeksi Pam No. 15 Makassar

66) Yayasan Nurtsaqolain Jl Jendral Sudirman No 36A Palopo Sulsel Belakang Hotel Buana

67) Yas Shibtain Jl Rumah Sakit no 7 Tanjung Pinang Kep Riau

68) Yayasan Al Hakim Pusat Perbelanjaan Prinsewu, Bolk B Lt2, Lampung Selatan 35373

69) Yayasan Pintu Ilmu Jl Kenten Permai, Ruko Kentan Permai No.7 Palembang 30114

70) Yayasan Al Bayan Jl Dr. M. Isa 132/795 Rt 22/8 Ilir Palembang

71) Yayasan Ulul Albab Jl Air Bersih 24 D Kutabelang Loksumawe Aceh

72) Yayasan Amali Jl. Rajawali. Komp. Rajawali I No. 7 Medan 20122 - Kumail Jl. Punai 2 No. 26 Kuto Batu Palembang

73) Yayasan Al Muntadzar Jl Al Kahoi II no 80, Samarinda Kalimantan Timur

74) Yayasan Arridho Jl A Yani KM 6-7 No 59 Banjarmasin Kalimantan Selatan

75) Us Ali Ridho Alatas Jl. Sungai Ampal No.10 Rt43/15 Sumberjo, Balikpapan, Kalimantan Timur

76) Madrasah Nurul Iman Selat Segawin, remu Selatan No 2 Sorong Irian Jaya.

77) ICC( Islamic Culture Center ) Jl. Buncit Raya, samping Gedung Republika dan Mall Pejaten Village, Jakarta Selatan.

Demikian lah, sedikit catatan kecil yang dapat penulis sampaikan, semoga Allah selalu melindungi kita dari kesesatan.. Amiin

Kamis, 08 Januari 2015

DEFiNISI SHOLAT MENURUT ISTILAH DAN BAHASA

Fathul Mu'in (Bab Shalat)

باب الصلاة  هي شرعا أقوال وأفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير مختتمة بالتسليم وسميت بذلك لاشتمالها على الصلاة لغة وهي الدعاء  والمفروضات العينية خمس في كل يوم وليلة معلومة من الدين بالضرورة فيكفر جاحدها ولم تجتمع هذه الخمس لغير نبينا محمد صلى الله عليه وسلم وفرضت ليلة الإسراء بعد النبوة بعشر سنين وثلاثة أشهر ليلة سبع وعشرين من رجب ولم تجب صبح يوم تلك الليلة لعدم العلم بكيفيتها

BAB SHALAT

Shalat dalam definisi Syara' adalah : Segala perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Dinamakan Shalat dengan demikian (lafadh Shalat) karena di dalam terdapat Shalat dalam pengertian bahasa. Shalat menurut bahasa adalah Doa.

Shalat yang difardhukan untuk setiap muslim sehari semalam lima waktu. Kewajiban ini diketahui secara dharuri (mudah/setiap orang) dalam agama Islam, karena itu orang yang mengingkarinya dihukumkan dengan kafir. Shalat lima waktu ini tidak berhimpun bagi selain Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Shalat difardhukan pada malam Isra' dua puluh rajab, dua puluh tahun tiga bulan setelah pengangkatan Rasulullah. Shalat subuh pada hari Isra' tidak diwajibkan karena belum ada ilmu dengan tata cara pelaksanaannya.

( إنما تجب المكتوبة ) أي الصلوات الخمس ( على ) كل ( مسلم مكلف ) أي بالغ عاقل ذكر أو غيره ( طاهر ) فلا تجب على كافر أصلي وصبي ومجنون ومغمى عليه وسكران بلا تعد لعدم تكليفهم ولا على حائض ونفساء لعدم صحتها منهما ولا قضاء عليهما بل تجب على مرتد ومتعد بسكر

Sesungguhnya diwajibkan al-maktubah artinya Shalat lima waktu terhadap setiap muslim yang mukallaf, artinya baligh (telah sampai umur) berakal laki-laki atau lainnya, lagi yang suci. Maka tidak diwajibkan shalat terhadap kafir asli, anak-anak, orang gila, orang pitam dan orang mabuk tanpa unsur kesengajaan disebabkan ketiadaan ditaklif (dituju hukum) kepada mereka. Juga tiada diwajibkan shalat terhadap perempuan yang berhaidh dan bernifas karena tiada sah shalat keduanya dan tiada (diperintahkan) qadha terhadap keduanya. Namun diwajibkan qadha kepada murtad dan orang yang sengaja mabuk.

( ويقتل ) أي ( المسلم ) المكلف الطاهر حدا بضرب عنقه ( إن أخرجها ) أي المكتوبة عامدا ( عن وقت جمع ) لها إن كان كسلا مع اعتقاد وجوبها ( إن لم يتب ) بعد الاستتابة وعلى ندب الاستتابة لا يضمن من قتله قبل التوبة لكنه يأثم ويقتل كفرا إن تركها جاحدا وجوبها فلا يغسل ولا يصلى عليه
( ويبادر ) من مر ( بفائت ) وجوبا إن فات بلا عذر فيلزمه القضاء فورا قال شيخنا أحمد بن حجر رحمه الله تعالى والذي يظهر أنه يلزمه صرف جميع زمنه للقضاء ما عدا ما يحتاج لصرفه فيما لا بد منه وأنه يحرم عليه التطوع ويبادر به ندبا إن فات بعذر كنوم لم يتعد به ونسيان كذلك

Dan dibunuhkan sebagai “had” (atas nama had [ganjaran], artinya bukan sebagai kafir) Muslim yang mukallaf lagi yang suci dengan memotong lehernya, jika mengeluarkan shalat maktubah (fardhu) dari waktu jama’ bagi shalat terseut secara sengaja karena malas mengerjakan shalat dan beri’tiqad wajib shalat. Hal ini apabila ia belum bertaubat setelah diperintah untuk bertaubat. Berpijak atas pendapat sunat perintah taubat, seesorang yang membunuh orang yang meninggalkan shalat sebelum bertaubat tidak diberatkan untuk membayar diyat, tetapi seseorang tersebut berdosa. Jika seseorang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajiban shalat maka orang tersebut dibunuh sebagai kafir, karena itu tidak dimandikan dan tidak dishalatkan.

Dan diwajibkan kepada orang yang telah disebutkan (Muslim yang mukallaf lagi yang suci) untuk mengqadhakan shalat yang tinggal. Jika meninggalkan shalat tanpa keuzuran (alasan yang diterima oleh agama) maka diwajibkan kepadanya untuk mengqadhakannya dengan segera. Syaikhuna Ahmad bin Hajar rahimahullah (Ibnu Hajar al-Haitami) berkata : “Secara dhahir bahwa wajib terhadap seseorang yang meninggalkan shalat tanpa uzur menggunakan seluruh waktunya selain waktu yang tidak boleh tidak untuk kebutuhannya untuk mengqadhakan shalatnya. Dan haram terhadapnya mengerjakan shalat sunat”.

Disunatkan menyegerakan qadha jika tertinggal shalatnya karena ada uzur seperti tidur yang tidak disengaja dan juga lupa.

Note : Tidur yang disengaja maksudnya tidur saat waktu shalat telah tiba atau hampir tiba dan ia yakin atau ragu tidak akan terbangun untuk melakukan shalat. Jika ia tidur bukan dalam waktu shalat dan tidak terbangun hingga lewat waktu shalat, maka dikatakan tidur yang tidak disengaja.

( ويسن ترتيبه ) أي الفائت فيقضي الصبح قبل الظهر وهكذا ( وتقديمه على حاضرة لا يخاف فوتها ) إن فات بعذر وإن خشي فوت جماعتها على المعتمد
وإذا فات بلا عذر فيجب تقديمه عليها أما إذا خاف فوت الحاضرة بأن يقع بعضها وإن قل خارج الوقت فيلزمه البدء بها ويجب تقديم ما فات بغير عذر على ما فات بعذر وإن فقد الترتيب لأنه سنة
والبدار واجب ويندب تأخير الرواتب عن الفوائت بعذر ويجب تأخيرها عن الفوائت بغير عذر
( تنبيه ) من مات وعليه صلاة فرض لم تقض ولم تفد عنه وفي قول أنها تفعل عنه أوصى بها أم لا حكاه العبادي عن الشافعي لخبر فيه وفعل به السبكي عن بعض أقاربه

Dan disunatkan mengqadha shalat yang tertinggal secara tertib, karena itu diqadhakan lebih dahulu shalat Subuh sebelum shalat Zhuhur dan seterusnya. Disunatkan juga mendahulukan shalat qadha (shalat diluar waktunya) atas shalat hadhir (shalat dalam waktunya) jika tidak ditakutkan habis waktu shalat hadhir, hal ini jika tertinggal shalat yang harus diqadha disebabkan uzur (alasan yang dibolehkan oleh agama) sekalipun karena mendahulukan qadha tidak sempat melaksanakan shalat hadhir secara berjamaah, berdasarkan pendapat yang mu’tamad (kuat).

Apabila shalat yang luput (tertinggal) bukan karena sebuah ke-uzuran maka wajib mendahulukan shalat qadha atas shalat hadhir. Adapun apabila ditakutkan habis waktu untuk shalat hadhir (jika didahulukan shalat qadha), seperti akan ada sebagian, sekalipun sedikit,  shalat hadhir yang dilakukan diluar waktunya maka wajib terhadap seseorang untuk memulai dengan shalat hadhir. Dan diwajibkan mendahulukan shalat yang luput dengan tanpa uzur atas shalat yang luput dengan adanya uzur, sekalipun tidak terjadi tertib karena mengqadha secara tertib hukumnya sunat.

Menyegerakan (qadha shalat) hukumnya wajib. Disunatkan mentakkhirkan shalat sunat rawatib (shalat sunat yang mengiringi shalat fardhu) dari pada shalat yang luput dengan uzur dan wajib mentakkhirkan shalat sunat rawatib dari pada shalat yang luput tanpa uzur.

(Penting) Apabila seseorang meninggal dunia padahal wajib atasnya shalat fardhu (karena tidak dikerjakan semasa hidupnya) maka tidak boleh diqadhakan (oleh orang lain) dan tidak boleh digantikan dengan fidyah. Menurut sebuah pendapat boleh dikerjakan shalatnya (oleh orang lain) diwasiatkan oleh mait (untuk mengqadhakannya) ataupun tidak. Pendapat ini (boleh dilakukan shalatnya oleh orang lain) diriwayat oleh al-‘Ubady dari pada Imam Syafi’i rahimahullah berdalilkan sebuah Hadits (riwayat Imam Bukhari. I’anatuth Thalibin). (Mengamalkan pendapat ini) Imam Subki pernah mengqadhakan shalat sebagian kerabatnya.

( ويؤمر ) ذو صبا ذكر أو انثى ( مميز ) بأن صار يأكل ويشرب ويستنجي وحده أي يجب على كل من أبويه وإن علا ثم الوصي
وعلى مالك الرقيق أن يأمر ( بها ) أي الصلاة ولو قضاء وبجميع شروطها ( لسبع ) أي بعد سبع من السنين أي عند تمامها وإن ميز قبلها وينبغي مع صيغة الأمر التهديد

Dan diperintahkan untuk melakukan shalat walaupun shalat qadha terhadap anak kecil laki-laki atau perempuan yang telah mumaiyiz, yaitu anak-anak yang telah mampu makan, minum dan beristinja’ (bersuci dari kencing dan berak) dengan sendirinya. Artinya (perintah menyuruh anak yang sudah mumaiyiz untuk mengerjakan shalat sekalipun shalat qadha) diwajibkan terhadap kedua orang tuanya, selanjutnya (jika tidak ada kedua orang tuanya) diwajibkan terhadap kakeknya dan seterusnya (ke atas, ayah kakek, ayah ayah kakek dst) kemudian (jika tidak ada orang tuanya dan tidak ada kakeknya) diwajibkan terhadap washi (orang yang menerima wasiat untuk menjaga dan mendidik anak-anak) begitu juga diwajibkan terhadap pemilik hamba sahaya (memerintahkan budaknya). Dan wajib pula memerintahkan anak yang telah mumaiyiz untuk menyempurnakan semua syarat shalat. Perintah ini ditujukan kepada anak kecil yang mumaiyiz apanila ia telah berusia tujuh tahun, maksudnya telah genab usianya tujuh tahun, sekalipun ia telah mumaiyiz sebelum sampai pada usia tujuh tahun. Dan jika diperlukan (seperti ia tidak mau shalat), maka boleh menegaskan perintah ini (seperti memarahi atau membentak).

( ويضرب ) ضربا غير مبرح وجوبا ممن ذكر ( عليها ) أي على تركها ولو قضاء أو ترك شرطا من شروطها ( لعشر ) أي بعد استكمالها للحديث الصحيح مروا الصبي بالصلاة إذا بلغ سبع سنين وإذا بلغ عشر سنين فاضربوه عليها ( كصوم أطاقه ) فإنه يؤمر به لسبع ويضرب عليه لعشر كالصلاة وحكمة ذلك التمرين على العبادة ليتعودها فلا يتركها وبحث الأذرعي في قن صغير كافر نطق بالشهادتين أنه يؤمر ندبا بالصلاة والصوم يحث عليهما من غير ضرب ليألف الخير بعد بلوغه وإن أبى القياس ذلك انتهى

Dan wajib terhadap orang yang telah disebutkan (ayah, ibu, kakek dan seterusnya) memukul mumaiyiz yang telah sempurna umurnya sepuluh tahun (pukulan) yang tidak melukai karena meninggalkan shalat walaupun shalat qadha’ atau karena meninggalkan sebuah syarat dari syarat-syarat shalat. (Kewajiban memukul ini) berdasarkan Hadits Shahih “Perintahkan olehmu anak-anak mengerjakan shalat apabila telah sampai umurnya tujuh tahun. Dan apabila ia telah berusia sepeuluh tahun maka pukul olehmu anak tersebut karena meninggalkan shalat”. Seperti puasa yang ia sanggup kerjakan, maka anak-anak yang sanggup mengerjakan puasa diperintahkan (oleh orang tuanya) saat berusia tujuh tahun dan dipukul karena meninggalkan puasa saat telah berusia sepuluh tahun, sama juga seperti shalat.

Hikmah demikian (perintah shalat sejak dini) adalah untuk mendidik anak usia dini dalam beribadah suapay menjadi kebiasaannya maka ia tidak akan meninggalkannya (kemudian hari). Imam Azra’iy membahas tentang budak/hamba sahaya kafir yang mengucapkan dua kalimat syahadah bahwa disunatkan memerintahkan kepadanya shalat dan puasa dengan mengajaknya melakukannya shalat dan puasa tanpa memukul. Tujuannya agar ia terbiasa dengan kebaikan saat baligh nanti, sekalipun hukum ini bertentangan dengan maksud hukum dari perintah Rasulullah. Demikian Imam Azra’iy.

ويجب أيضا على من مر نهيه عن المحرمات وتعليمه الواجبات ونحوها من سائر الشرائع الظاهرة ولو سنة كسواك وأمره بذلك ولا ينتهي وجوب ما مر على من مر إلا ببلوغه رشيدا وأجرة تعليمه ذلك كالقرآن والآداب في ماله ثم على أبيه ثم على أمه

Dan wajib pula terhadap orang-orang yang telah disebutkan (ayah, ibu, kakek dan seterusnya), mencegah/melarang mumayyiz (anak-anak yang telah mampu makan, minum dan beristinja’ (bersuci dari kencing dan berak) dengan sendirinya) dari segala sesuatu yang diharamkan dalam agama. Dan wajib pula mengajarinya seluruh kewajiban (seperti shalat, puasa, zakat, haji dan juga hal yang berkaitan dengannya seperti rukun-rukun dan syarat-syarat) dan juga yang seumpama kewajiban, yaitu semua syari’at yang dhahir (diketahui oleh semua lapisan masyarakat Islam) walaupun syariat tersebut adalah sunat, seperti mengajarinya tentang bersugi/bersiwak (menggosok gigi) dan memerintahkannya dengan bersugi.

Kepada orang-orang yang telah disebutkan, kewajiban yang telah disebutkan ini tidak berakhir sehingga mumaiyiz tersebut sampai pada masa Rasyid (mampu menjaga agama dan harta dengan benar).

Beban biaya pendidikan anak-anak seperti belajar al-Quran dan Adab (Tasauf) diambil dari harta si anak, jika tidak ada maka dari harta bapaknya kemudian dari harta ibunya.

(تنبيه) ذكر السمعاني في زوجة صغيرة ذات أبوين أن وجوب ما مر عليهما فالزوج وقضيته وجوب ضربها وبه ولو في الكبيرة صرح جمال الإسلام البزري قال شيخنا وهو ظاهر إن لم يخش نشوزا وأطلق الزركشي الندب
(وأول واجب) حتى على الأمر بالصلاة كما قالوا (على الآباء) ثم على مر من (تعليمه) أي المميز (أن نبينا محمدا صلى الله عليه وسلم بعث بمكة) وولد بها (ودفن بالمدينة) ومات بها

(Tanbih) as-Sam’any menyebutkan tentang seorang istri yang masih anak-anak yang mempunyai kedua orang tuanya bahwa kewajiban yang telah disebutkan dipundakkan kepada kedua orang tuanya, [jika kedua orang tuanya tidak ada] maka kewajiban tersebut berpindah kepada suami. Kewajiban ini menghendaki kepada wajib (terhadap orang tua kemudian suami) memukuli istri yang masih kecil (jika tidak mematuhi, sama seperti memukul mumaiyyiz).

Jamalul Islam al-Bizry menjelaskan bahwa kewajiban memukul tersebut juga berlaku sekalipun pada istri yang dewasa. Berkata Syaikhuna (Ibn Hajar al-Haitamy) pendapan ini dhahir (jelas/kuat) apabila tidak ditakutkan akan terjadi nusyuz (penolakan ketaatan olehistri terhadap suami). Imam az-Zarkasyi mengatakan bahwa hukumnya sunat secara muthlaq (ditakutkan nusyuz atau tidak).

Kewajiban paling awal yang dipundakkan kepada kedua orang tua kemudian kepada orang yang telah disebutkan, sehingga lebih didahulukan dari pada perintah dengan shalat, sebagai mana telah dijelaskan oleh semua Ulama, adalah mengajari mumaiyiz bahwa sesungguhnya Nabi kita Saiyyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat (sebagai Rasul) dan dilahirkan di Kota Suci Mekkah dan di makamkan dan wafat di Kota Suci Madinah.*

*Kemungkinan penyebab Mushannif (pengarang) memilih menyebutkan kewajiban pertama ini adalah bahwa orang yang mengingkari kedua hal ini akan menjadi kafir dan hal ini merupakan hal yang kadang sering dilupakan oleh masyarakat umum. Namun demikian, kewajiban pertama yang harus diajarkan kepada mumaiyiz bukan hanya ini saja melainkan I’tiqad lima puluh dan beberapa hal lain yang telah disepakati kewajibannya, seperti mengetahui Nasab Rasulullah dan lainnya.

Terima Kasih, semoga bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan juga bagi kaum muslimin yang diRahmati Allah Swt... Amiin

Senin, 05 Januari 2015

KEUTAMAAN BANGUN DAN SHOLAT MALAM

SHOLAT MALAM
----==oOo==----

Diantara ayat Alquran dan hadist Nabi Saw yang menyebutkan tentang keutamaan bangun di waktu malam hari dan melakukan sholat malam itu ialah Firman Allah yang berbunyi :

تتجا فى جنو بهم عن المضا جع يد عون ربهم خوفا وطمعا ومما رزقنهم ينفقون. الثجده ؛ ١٦

"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Allah dengan rasa takut dan harapan dan mereka menafkahkan sebagian dari hartanya yang Kami berikan kepada mereka."
(As Sajdah :16)

والذين يبيتون لربهم سجدا وقياما. الفر قان :٦٤

"Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka."
(Al furqaan : 64)

كانوا قليلا منالليل ما يهجعونوبالاسحارهم يستغفرون وفى اموالهم حق للسا ئل والمحروم. الذاريات : ١٧-١٨

"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)."
(Adz Dzariyaat : 17-18)

Adapun Hadits Nabi Muhammad Saw yang ada hubungannya dengan keutamaan bangun di waktu malam itu ialah :

Sabda Rasulullah Saw :

ركعتان ير كعهماالعبدفى حوف الليل خيرله من الد نياومافيها. (رواه ادوانى ابو عباس)

"Dua rakaat yang dilakukan oleh seorang hamba di tengah-tengah malam itu adalah lebih baik dari pada dunia ini beserta isinya".
(HR. Adam Bin Abu Abbas).

ان من الليل ساعة لايوا فقهما عبد مسلم يسال الله تعالى خيراالااعطام اياه وذلك كل ليله. (رواه مسلم).

"Sesungguhnya dari sebagaian waktu malam itu ada suatu saat yang tiada menyamai kebaikannya bagi seorang muslim untuk memohonkan sesuatu yang baik kepada Allah Ta'ala, melainkan oleh Allah pasti akan dikabulkan. Demikian itu ada setiap malam".
(HR. Muslim).

عليكم بقيام الليل فانه داب الصالحين قبلكم. (رواه الترمذى).

"Hendaklah kamu semua melakukan sholat di waktu malam, sebab yang demikian itu adalah perilaku orang-orang yang shalih sebelum kamu".
(HR. Turmudzi).

Adapun yang menjadi penyebab mudah dan malasnya seorang muslim itu untuk melakukan sholat malam atau bangun di malam hari itu adalah :

1. Jangan terlalu banyak makan, sebab dengan begitu banyak makan tentulah akan banyak pula minumnya dan jika sudah demikian maka akan berpengaruh dengan kantuk dan tidur. Dengan demikian lalu akan merasa malaslah atau berat untuk melakukan sholat di waktu malam.

2. Jangan meninggalkan tidur siang sekalipun itu sebentar atau sedikit. Sebab hal itu akan membantu untuk menggiatkan bangun di malam hari.

3. Hendaklah di insyafi dengan benar dan yakin betapa pentingnya menjaga sholat di waktu malam dengan bersungguh sungguh, dan memperhatikan ayat ayat serta hadist yang mengatakan tentang hal itu. Dengan tertanam nya kesadaran dengan sedemikian ini secara mendalam, maka akan kokohlah keinginan nya serta besar pulalah harapan dan kerinduannya akan pahala yang di berikan Allah Ta'ala. Bahkan apabila perasaan demikian itu telah mendalami dan benar, maka kerinduan nya itu akan melonjak tinggi sehingga makin ingin mendapatkan tambahan dan ingin sekali mendapatkan tingkat tertinggi di dalam Surga.

4. Inilah pengaruh yang sangat besar dan utama sekali dalam hal ini yaitu Kecintaannya Kepada Allah Ta'ala, kuatnya imam dan keyakinan bahwa diwaktu melakukan sholat malam itu ia dapat bercakap cakap dengan Allah Azza Wa Jalla secara lebih langsung dan dekat. Jadi tidak satu huruf pun yang diucapkan oleh bibirnya melainkan ia merasa bahwa benar benar bermunajat kepada Allah. Selain dari itu juga ia meyakinkan bahwa Allah akan mendengar dan melihat apa saja yang ada didalam diri nya, dan apa saja yang ia inginkan sehingga Allah akan mengabulkan setiap Permohonan nya.

Kesimpulannya :

Pentingnya mendidik diri sendiri untuk melakukan sholat di waktu malam itu, karena dengan demikian kita akan lebih mengenal dan mencintai Sang Pencipta kita yaitu Allah Swt.

Dan menyadari betapa kita membutuhkan pertolongan Allah akan kelangsungan hidup kita baik didunia maupun diakhiratNya. Sehingga kita luluh dan terlepas akan sikap sombong dan dengki hati juga terbebas dari Akhlak yang buruk, yang dapat menjauhkan hati kita terutama kepada Allah Ta'ala.

Oleh sebab itu, kita sebagai manusia yang daif akan merasa lebih nyaman dan juga merasa bahwa benar benar ingin mencintai Allah sebagai Tuhan yang wajib kita sembah.

Maka dengan rasa demikian akan timbul rasa kelezatan bermunajat dengan Dzat yang kita cintai, dan merasa ingin terus dan terus mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.

Demikian lah, sedikit catatan kecil yang dapat penulis jabarkan mengenai "Keutamaan Bangun Di Malam Hari" untuk melakukan sholat dan beribadah guna meningkatkan kualitas iman kita hanya kepada Allah Swt.

Semoga bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan untuk para pembaca yang budiman. Semoga Allah selalu memberikan kita Hidayah Nya dan keberkahan Nya dalam kehidupan kita sehari hari hingga Akhirat yang kekal lagi abadi. Amiin ya rabbal 'alamiin.

---==oOo==---
Teuku Al Khalidy (Waled)

KETENTUAN SHALAT DHUHA BERJAMAAH

SHALAT DHUHA BERJAMAAH atau HUKUM SHALAT SUNNAH BERJAMAAH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh..

Ustad, afwan mau Tanya: Bagaimana hukum shalat dhuha berjamaah? Boleh dilakukan apa tidak? Jika boleh apa menggunakan bacaan jahr atau sir ? terima kasih atas jawabannya ustad dan jazakumullah khairan katsiran.

Jawab:
Wa'alaikum Salam Warrahmatullahi Wabarakaatuh...!!!

Segala puji hanya milik Allah semata dan semoga shalawat beriring salam senantiasa tersampaikan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Berjamaah pada shalat nafilah (selain wajib) tidaklah dianjurkan. Kecuali pada shalat-shalat yang senantiasa dilakukan Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan berjamaah. Seperti shalat gerhana matahari dan bulan, shalat istisqa’, shalat dua hari raya dan shalat tarawih.

Adapun yang selain itu maka shalat nafilah tidak dianjurkan dikerjakan secara berjamaah seperti shalat dhuha dan qiyamullail selain tarawih. Namun boleh dilakukan terkadang-kadang tanpa dijadikan rutinitas.

Imam Nawawi rahimahullah dalam Al-Majmu’ syarh Al-Muhadzdzab (3/548) berkata:

” قد سبق أن النوافل لا تشرع الجماعة فيها إلا في العيدين والكسوفين والاستسقاء , وكذا التراويح والوتر بعدها ….
وأما باقي النوافل كالسنن الراتبة مع الفرائض والضحى والنوافل المطلقة فلا تشرع فيها الجماعة , أي لا تستحب , لكن لو صلاها جماعة جاز , ولا يقال : إنه مكروه وقد نص الشافعي رحمه الله على أنه لا بأس بالجماعة في النافلة ، ودليل جوازها جماعة أحاديث كثيرة في الصحيح منها حديث عتبان بن مالك رضي الله عنه ” أن النبي صلى الله عليه وسلم جاءه في بيته بعدما اشتد النهار ومعه أبو بكر رضي الله عنه فقال النبي صلى الله عليه وسلم : أين تحب أن أصلي من بيتك ؟ فأشرت إلى المكان الذي أحب أن يصلي فيه فقام وصفنا خلفه ثم سلم وسلمنا حين سلم ” رواه البخاري ومسلم , وثبتت الجماعة في النافلة مع رسول الله صلى الله عليه وسلم من رواية ابن عباس وأنس بن مالك وابن مسعود وحذيفة رضي الله عنهم , وأحاديثهم كلها في الصحيحين إلا حديث حذيفة ففي مسلم فقط , والله أعلم ” انتهى .

Artinya:
Telah dijelaskan bahwa shalat nafilah tidak ada syariat untuk dikerjakan secara berjamaah selain shalat dua hari raya, shalat dua gerhana, shalat istisqa’, shalat tarawih, dan shalat witir.

Adapun shalat-shalat nafilah yang lain seperti shalat sunnah rawatib yang dikerjakan bersamaan dengan shalat wajib, juga shalat dhuha dan shalat nafilah mutlak maka tidak disyariatkan dengan berjamaah. Maksudnya tidak dianjurkan. Tapi jika dikerjakan secara berjamaah maka boleh dilakukan. Dan tidak dikatakan: hal itu hukumnya makruh.

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah telah menjelaskan bahwa tidak masalah mengerjakan shalat nafilah dengan berjamaah. Dalil dibolehkannya dengan berjamaah adalah banyak hadis dalam kitab sahih.

Seperti Hadis Itban bin Malik radhiyallahu anhu: Bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam datang ke rumahnya setelah siang yang sangat panas. Beliau datang bersama Abu Bakr RA. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bertanya: “Dimana engkau ingin saya shalat dalam rumahmu?” maka saya memberi isyarat tempat yang saya ingin beliau mengerjakan shalat di situ. Beliau pun berdiri dan kami berbaris di belakangnya. Kemudian beliau berucap salam dan kami pun bersalam setelah beliau salam.”Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim.

Juga terdapat hadis sahih tentang berjamaah dalam shalat nafilah bersama Rasulullah SAW dari riwayat Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Ibnu Mas’ud, dan Hudzaifah radhiyallahu anhum. Seluruh Hadis mereka terdapat dalam Ash-Sahihain. Kecuali hadis Hudzaifah maka hanya diriwayatkan imam Muslim. Allahu a’lam.” Sampai sini perkataan imam An-Nawawi.

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam Al-Mughni (1/442):

” يجوز التطوع جماعة وفرادى ; لأن النبي صلى الله عليه وسلم فعل الأمرين كليهما , وكان أكثر تطوعه منفردا , وصلى بحذيفة مرة , وبابن عباس مرة , وبأنس وأمه واليتيم مرة , وأم أصحابه في بيت عتبان مرة , وأمهم في ليالي رمضان ثلاثا , وسنذكر أكثر هذه الأخبار في مواضعها إن شاء الله تعالى , وهي كلها صحاح جياد ” انتهى.

Artinya:
“Shalat tatawu’ (nafilah) boleh dilakukan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri. Karena Nabi shallallahu alaihi wasallam mengerjakan masing-masing keduanya. Tetapi kebanyakan shalat tatawu’ yang beliau kerjakan adalah sendirian. Beliau pernah shalat tatawu’ bersama dengan Hudzaifah. Pernah dengan Ibnu Abbas. Dan pernah juga bersama Anas, ibunya, dan anak yatim. Beliau juga pernah mengimami para sahabat dalam rumah Itban. Juga mengimami para sahabat pada malam-malam ramadhan sebanyak tiga kali. Kami akan menyebutkan dalil-dalil masalah ini pada tempatnya insya Allah dan semuanya adalah Hadis sahih yang bagus.” Sampai sini perkataan ibnu Qudamah.

Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah pernah ditanya: Bagaimana hukum shalat nafilah dengan berjamaah, seperti shalat dhuha misalnya?

Beliau menjawab:

“صلاة النافلة جماعة أحياناً لا بأس بها ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم صلى جماعة في أصحابه في بعض الليالي فصلى معه ذات مرة عبد الله بن عباس رضي الله عنهما ، وصلى معه مرة عبد الله بن مسعود رضي الله عنه ، وصلى معه مرة حذيفة بن اليمان رضي الله عنه ….والحاصل : أنه لا بأس أن يصلي الجماعةُ بعض النوافل جماعة ، ولكن لا تكون هذه سنة راتبة كلما صلوا السنة صلوها جماعة ؛ لأن هذا غير مشروع ” انتهى من “مجموع فتاوى ابن عثيمين” (14/232)

Artinya:
“Shalat nafilah secara berjamaah yang dilakukan kadang-kadang adalah tidak masalah dilakukan. Karena Nabi shallallaahu alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat nafilah secara berjamaah bersama para sahabat pada beberapa malam. Beliau pernah shalat bersama Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma. Pernah shalat bersama Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu. Dan pernah shalat bersama Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu anhu. Intinya: Shalat nafilah tidak menjadi masalah dilakukan dengan berjamaah, jika dilakukan kadang-kadang. Tapi tidak boleh dijadikan sebagai suatu keharusan yang setiap melakukannya kita mengerjakannya dengan berjamaah. Karena ini tidak disyariatkan.” (Diambil dari Majmu’ fatawa Ibni Utsaimin, 14/232)

Dan pada dasarnya shalat-shalat yang dilakukan pada siang hari, adalah dibaca dengan bacaan sir (tidak keras). Karena itu siapa saja yang mengerjakan shalat dhuha berjamaah bersama kaum muslimin, maka harus bersuara pelan.

Wallahu A'lam..